Grant Thornton merilis data terbaru bahwa peran paraCFO (Chief Financial Officer) telah bergeser baik secara pribadi maupun peran divisi keuangan yang mereka pimpin di masa pandemi Covid 19. Pandemi Covid 19 telah memaksa CFO untuk lebih fokus lagi pada peran mereka sebagai ahli strategi dan agen perubahan untuk mencari cara baru dalam memanfaatkan otomatisasi, outsourcing, dan efektivitas divisi keuangan dalam tanggung jawab mereka. Legal Partner Grant Thornton Indonesia Kurniawan Tjoetiar menyampaikan perubahan tersebut membutuhkan lebih banyak inisiatif untuk lebih dapat memahami, mengatur, dan memanfaatkan divisi keuangan yang mereka pimpin.
"Setiap CFO dapat menyesuaikan strategi yang memungkinkan mereka untuk fokus pada business critical area namun tetap memastikan akuntabilitas organisasi untuk fungsi keuangan berjalan lancar di tengah pandemi," kata Kurniawan dalam keterangan, Selasa (27/10/2020). “Melihat PSBB yang sudah berulang beberapa kali di Indonesia, kebijakan strategis dari pemimpin perusahaan akan menentukan masa depan perusahaan tersebut. Kami menegaskan CFO memegang peranan new normal yang penting. Bukan tidak mungkin restrukturisasi tanggung jawab dan fokus, para CFO di Indonesia sangat mungkin menciptakan new normal terbaik bagi perusahaannya," tutur Kurniawan. Hasil dari survei CFO Report 2020 oleh Grant Thornton menunjukkan adanya kesenjangan antara target yang harus dicapai dengan kemampuan CFO dalam berinovasi.
Berfokus pada inovasi mikro yang menggabungkan Sumber Daya Manusia, proses dan teknologi ke dalam model strategi baru, dinilai dapat membantu mereka agar terus memajukan kinerja perusahaan bahkan selama pandemi. Grant Thornton telah melakukan survei CFO tahunan pada Februari 2020, tetapi karena pandemi COVID 19 menyebabkan perubahan signifikan terkait strategi di berbagai organisasi maka survei untuk para CFO kembali diadakan pada bulan Mei 2020. Dalam survei tersebut, Grant Thornton juga berbagi empat poin agar CFO dapat mempertimbangkan opsi yang bisa digunakan semasa pandemi untuk menegaskan peranan mereka di masa mendatang.
Empat poin itu di antaranya pendelegasian, otomatisasi, pelatihan, dan outsourcing.