Pandemi corona atau Covid 19 memberikan dampak besar terhadap bisnis perhotelan karena permintaan turun dengan adanya pembatasan kegiatan. Manager Holiday Inn Express Jakarta Matraman Murti Kartikasari mengatakan, pandemi kali ini bahkan berdampak lebih buruk ketimbang wabah SARS. "Jadi, ada penyesuaian bisnis karena mengalami tekanan, saya kerja 17 tahun dan ini yang terburuk. Waktu SARS 2003 itu dampaknya ke okupansi sama dengan Covid 19, cuma hanya 2 atau 3 bulan terus balik normal," ujarnya, Rabu (16/9/2020).
Menurutnya, pemulihan dampak SARS lebih cepat karena tidak ada pembatasan kegiatan maupun penutupan wilayah antarnegara. "Karena saat itu Singapura masih ada buka tutup. Sekarang Covid 19 rata di semua daerah, dulu pemulihan cepat," kata Tika. Sementara tahun ini, banyak hotel mulai tutup sejak adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada April.
Tika menambahkan, pengelola baru kembali membuka bisnisnya Agustus 2020 karena mulai ada permintaan setelah PSBB sedikit dilonggarkan. "Kita tutup agak telat dari 15 Mei sampai akhir Juli. Lalu, 5 Agustus buka lagi, pasar sudah bagus," pungkasnya.